Postoleh asemgedhe pada Senin Agt 03, 2009 8:07 pm
IMAM MALIK RA:
و من تصوف و لم يتفقه فقد تزندق
من تفقه و لم يتصوف فقد تفسق
و من جمع بينهما فقد تخقق
“ dia yang sedang Tasawwuf tanpa mempelajari fikih rusak keimanannya , sementara dia yang belajar fikih tanpa mengamalkan Tasawwuf rusaklah dia . hanya dia siapa memadukan keduannya terjamin benar . “
_________________________
Dari muhaddith Ahmad Zarruq ( d . 899 ) [ Ahmad Zarruq , Qawa`id al tasawwuf ( Cairo , 1310 ) ] , dan hafiz `Ali al Qari al Harawi ( d . 1014 ) [ Ali al Qari , Sharh `ayn al `ilm wa zayn al hilm ( Cairo : Maktabat al Thaqafa al Diniyya , 1989 ) 1 : 33 ] , muhaddiths `Ali ibn Ahmad al `Adawi ( d . 1190 ) [ Ali al `Adawi , Hashiyat al `Adawi `ala sharh Abi al Hasan li risalat Ibn Abi Zayd al musammat kifayat al talib al rabbani li risalat Ibn Abi Zayd al Qayrawani fi madhhab Maalik ( Beirut : Dar Ihya ‘ al Kutub al `Arabiyah ,
IMAM ABU HANIFAH:
59 والآيات ثابتة للأنبياء والكرامات للأولياء حق .
59 . mukjizat ( mu’jiza ) ditakdirkan untuk para nabi , dan kesaktian ( karamah ) ditakdirkan untuk Para Wali ( awliya ) , semua benar (Al-Fiqh Al-Akbar)
IMAM SYAFI'I RA:
فقيها و صوفيا فكن ليس واحدا * فإني و حـــق الله إيـــاك أنــــصح
فذالك قاس لم يـــذق قـلــبه تقى * وهذا جهول كيف ذوالجهل يصلح
Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya.
Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mahu menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan takwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mahu mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik? [Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47]
IMAM AHMAD BIN HANBAL:
Imam Ahmad berkata mengenai para sufi : “ Aku tidak tahu apakah ada mereka lebih baik dibanding mereka itu . “ ( al Saffarini , Ghidha ‘ al albab li sharh manzumat al adab ( Cairo : Matba`at al Najah , 1324/1906 ) 1 : 120 )
Imam Nawawi :
Shaykh al Islam Imam Muhyiddin Yahya ibn Sharaf al Nawawi tulisan tulisan di risalah singkatnya al Maqasid fi al tawhid wa al `ibada wa usul al tasawwuf ( dimaksudkan di sifat tunggal , memuja , dan dasar dari diri pemurnian ) : pengkhususan dari jalan dari para sufi lima :
“ untuk tetap kehadiran dari Allah di hatimu di khalayak dan di pribadi ; untuk ikut Sunna dari Nabi dengan tindakan dan perkataan ; untuk tetap jauh dari orang orang dan dari meminta orang orang ; sebagai tenteram dengan apa Allah berikan , bahkan jika yang kurang ; untuk selalu merujuk milikmu untuk Allah . “ ( Al Maqasid : Imam Nawawi panduan dari Islam ( Kitab Sunah, 1994 ) p . 85 86 ) .
Ibn Hajar al Haytami :
Shaykh al Islam Ibn Hajar al Haytami memiliki seorang siswa yaitu Zakariyya al Ansari . dia suatu kali ditanya mengenai kedudukan resmi dari yang mencela para sufi : yaitu punya alasan untuk mencela ? dia menjawab di Fatwanya hadithiyya :
“ itu adalah kedudukan ada setiap orang diberkahi dengan batin dan agama tidak untuk jatuh menuju terbungkus dari mencela kaum ini ( para sufi ) , maka suatu racun maut , sebagai sudah lagi disaksikan dari dahulu dan masakini . “ ( Ibn Hajar al Haytami , Fatawa hadithiyya ( Cairo : al Halabi , 1970 ) p . 331 ) .
Shaykh al Islam Ibn Hajar al Haytami jawaban itu siapa menghujat sufi di fatwanya betajuk : “ siapapun menyangkal , menolak , atau tidak menerima para sufi , Allah akan tidak membuat pengetahuannya bermanfaat . “ ( al Haytami , Fatawa hadithiyya p . 52 54 . )
Ibn Hajar al Asqalani :
Ibn Hajar pujian Futuhat al Makkiyya ( Lisan al Mizan ( 5 : 315 ) ) . dia diterima dari Abu Hurayra Ibn al Dhahabi , dari pendapat Imam al Dhahabi , Jubah Sufi dari Shaykh Muhyi al Din Ibn `Arabi menurut Abu al Mahasin al Qaraqji ( d . 1205 ) di “ Kitab Shawariq al Anwar al Jaliyya fi Asanid al Sadat al Shadhiliyya “ ( Damaskus 1522 fol . 59b . ) .
Ibn Taymiyyah :
Ibn Taymiyya mengaku sebagai seorang Qadiri Sufi bersanad langsung dari Shaykh `Abd al Qadir al Jilani . dia memuji `Abd al Qadir Jaelani ( ulasan(syarah) pada Futuh al ghayb volume 10 : 455 548 dari bab pertama edisi Riyadh dari Majmu` fatawa Ibn Taymiyya ) dan di suatu manuscript dari Yusuf ibn `Abd al Hadi al Hanbali bertajuk bad ‘ al ‘ ilqa bi labs al khirqa ( Jubah Sufi ) , Ibn Taymiyya yaitu tercatat didalam suatu Sufi kebatinan sanad lain dikenali Ulama Hanbali .
Mata rantai dari sanad silsilah kesufian , dengan urutan : `Abd al Qadir al Jaelani ( d . 561 ) Abu `Umar ibn Qudama ( d . 607 ) Muwaffaq al Din ibn Qudama ( d . 620 ) Ibn Abi `Umar ibn Qudama ( d . 682 ) Ibn Taymiyya ( d . 728 ) Ibn Qayyim al Jawziyya ( d . 751 ) Ibn Rajab ( d . 795 )
( Abu `Umar ibn Qudama dan saudaranya Muwaffaq al Din diterima khirqa langsung dari Abd al Qadir Al-Jilani . )
dan di Ibn Taymiyyas berucap : “ Aku telah memakai Jubah Sufi dari banyak Syaikh dari shaykhs untuk beragam tariqah ( labistu khirqata ada tasawwuf min turuqi jama ‘ atin min al shuyukhi ) , di antara orang orang Shaykh `Abd al Qadir al Jili , mana tariqa yaitu paling agung dari baik dikenali sekali . lebih jauh dia berkata : jalan Sufi Agung ( ajall al turuq ) yaitu itu dari guruku ( sayyidi ) `Abd al Qadir al Jili , semoga Allah punya kawelasan pada dia . “ ( Ibn `Abd al Hadi , bad ‘ al ‘ ilqa bi labs al khirqa , ms . al Hadi , Damascus University , salinan dari asli manuscript bahasa arab , 985H . ;
juga berikut Talyani ,di satu dari dia buku-buku Ibn Taymiyyah tulisan tulisannya “ Aku telah menggenakan berkah Jubah Sufi dari `Abd al Qadir , ada mahluk antara dia dan saya dua shaykhs . “ ( Manuscript Damascus , Zahiriyya #1186 H ) .
Ibn Qayyim al Jawziyya :
Ibn Qayyim berkata : “ agama terbuat dari keseluruhan dari watak yang baik ( al dinu kulluhu khuluq ) . siapasaja melebihi engkau dalam watak yang baik melebihi engkau di agama , dan sama yaitu benar dari tasawwuf . Al Kattani berkata : “ Tasawwuf yaitu watak yang baik ( al tasawwuf khuluq ) . siapasaja melebihi engkau dalam watak yang baik melebihi engkau di tasawwuf . “ ( Madarij al salikin ( 2 : 307 ) )
Imam Syathibi:
Tasawuf bukan termasuk perkara bid'ah dan bukan pula permasalahan yang dapat dipecahkan dengan dalil secara mutlak, karena perkara ini terbagi-bagi. Untuk lebih mudah dipahami, lafazh tasawuf harus diterangkan terlebih dahulu, agar hukumnya menjadi jelas dan terperinci, karena menurut para ulama mutakhkhirin tasawuf adalah perkara yang global. Kesimpulan tentang pengertian lafazh tasawuf, menurut mereka ada dua, yaitu:
1. Berakhlak dengan akhlak yang terpuji dan meninggalkan akhlak yang tercela.
2. Melupakan hal-hal yang berkaitan dengan dirinya dan selalu bersama Allah.
(Al-I'thisom hal:237)
No comments:
Post a Comment